Proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta yang sebelumnya terkatung-katung kini menunjukkan perkembangan menggembirakan. Setelah sebelumnya menghadapi polemik perbedaan pendapat mengenai lebar rel yang akan digunakan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI), kini akhirnya keputusan telah diambil. LRT Jakarta akan menggunakan lebar rel Standard Gauge atau 1435 mm.
Keputusan itu diambil melalui rapat pembahasan di kantor Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI. Rapat tersebut dihadiri Menko Perekonomian, Menteri Perhubungan, Gubernur DKI Jakarta, Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran dan Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, serta perwakilan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Adhi Karya. Seusai rapat, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga menyampaikan bahwa pembangunan fase pertama LRT Jakarta akan rampung pada tahun 2018, sebelum pembukaan Asian Games. Untuk menyelesaikannya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang infrastruktur, properti dan utilitas DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan bekerjasama dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi seperti Wijaya Karya (Wika), Adhi Karya, dan Waskita Karya. Rencananya groundbreaking akan digelar pada April atau paling lambat Mei 2016.
Sebelumnya, Kemenhub dan Pemprov DKI Jakarta berbeda pendapat mengenai perbedaan lebar rel. Kemenhub bersikukuh menggunakan Cape Gauge atau 1067 mm seperti jalur eksisting di Jawa dan Sumatera agar memudahkan interkoneksi antar jalur. Sedangkan Pemprov DKI Jakarta beranggapan, Standard Gauge akan lebih memudahkan untuk kedepannya, mengingat mayoritas jalur LRT dunia menggunakan gauge tersebut.
Cemplus Newsline by KAORI