Majalah komik re:ON Comics akhirnya mencapai nomor ke-20! Hadir dengan My Dearest Irina sebagai ilustrasi sampulnya, volume ke-20 ini masih sempat menyapa penggemar sebelum perhelatan ComicFest ID di akhir Mei nanti yang akan meluncurkan Vol. 21. Dua seri komik berakhir dulu dalam edisi kali ini, memberi ruang bagi komik baru karya Sweta Kartika, Spalko, dan kembalinya komik hit Me Vs Big Slacker Baby dari Annisa Nisfihani di edisi ke-21 mendatang. Ayo kita telusuri ada apa saja di re:ON kali ini!
My Dearest Irina (Dokutoku)
Mengikuti petunjuk dari Rui, Irina memancing Pangeran Keith untuk melihat langit malam agar dapat menemukan benda yang dapat membantunya pulang ke Bumi. Walaupun rencananya nampak berjalan mulus, situasi yang dihadapi Irina kemudian tidak seperti yang dibayangkan.
Dalam perbincangan malam mereka, Keith sepertinya sudah bisa lebih memahami perasaan Irina dengan memahami dirinya sendiri, sementara Irina lebih memahami dirinya sendiri dengan lebih mengenal Keith. Tapi tantangan yang penting untuk dihadapi Irina saat ini adalah menemukan apa maksud dan tujuan sebenarnya dari Rui sang butler. Sebagai tambahan, komikus Irina mengisi rubrik re:TELL kali ini, memberi gambaran mengenai dinamika yang harus dilalui dalam membuat komik berdua (perlu keselarasan visi), serta sedikit spoiler(!) mengenai dua bab terakhir Irina.
Lunar Helios (Galang Tirtakusuma)
Aelfric dan kawan-kawan turun tangan melawan vampir-vampir yang sedang menyerbu kota. Di luar dugaan, ternyata salah satu vampir memiliki hubungan dengan ibu Aelfric dan kompas warisannya.
Ini adalah terakhir kalinya kita akan melihat Lunar Helios untuk sementara. Tak pelak, rasanya memang mendadak. Cerita harus terputus dulu justru di tengah-tengah pertarungan yang bisa dibilang belum usai. Biarpun seharusnya akan ada arc selanjutnya nanti, tetap saja rasanya telalu menggantung sebagai suatu penutup di posisinya sekarang.
Bataavia (Ockto Baringbing & Dhang Ayupratomo)
Setelah dipermalukan oleh Gilang si anak Inlander dalam permainan bola gebok, Margreet si noni Belanda memburu Gilang di kota. Kali ini dia menantang Gilang bermain permainan dari Eropa; badminton. Sesuai dugaan, Gilang sama sekali tidak tahu dan tidak terbiasa memainkan permainan itu. Apakah ini kesempatan bagi Margreet untuk menang?
Sepintas, kisah nona elit mengajak bocah jelata untuk memainkan permainan anak-anak mengingatkan pada Dagashikashi. Tapi belum tentu juga Margreet akan terus-terusan mengajak Gilang memainkan permainan yang berbeda di tiap bab… eh, hoofdstuk. Setidaknya premis Bataavia menunjukkan adanya fleksibilitas yang memungkinkannya untuk bisa menjadi komik badminton dalam satu kesempatan ini. Pertanyaannya; secepat apapun Gilang bisa menepuk nyamuk, bagaimana ia bisa tidur kalau harus terus menerus menepuk nyamuk?
Tawur (C. Suryo Laksono)
Wiji mengingatkan Budi soal konsekuensi dari kemenangannya melawan Margo. Khawatir kepsuk kuat dari wilayah lain akan mulai menyasar Budi sebelum ia siap, Wiji mengajak Budi untuk melakukan langkah antisipasi, mengamati kepsuk dari salah satu SMA elit di luar wilayah mereka. Seperti apa orangnya?
Sebagai komik yang secara eksplisit membawakan muatan kritik sosial, menarik untuk melihat bagaimana gengsi dan rivalitas antar sekolah (khususnya sekolah ibu kota) dinarasikan dalam media ini. Kali ini Budi dan Wiji secara langsung mendatangi sebuah sekolah yang benar-benar elit, yang situasinya digambarkan begitu di luar nalar dari perspektif murid yang sekolahnya lebih biasa-biasa saja.
Bachelor’s Brotherhood (Shu Eirin)
Tony berusaha melanjutkan hidup setelah gagal merebut hati Agnes. Di dalam zona nyamannya sendiri, mungkin Tony punya kesempatan untuk menunjukkan kualitas diri yang tidak nampak dalam situasi lain… atau mungkin juga tidak.
Sebagaimana dikatakan olehnya sendiri, Tony memang bukan Galauman. Tapi dia lebih menyedihkan dari Galauman. Bukan hanya spec-nya kalah dari orang lain, dia lebih terkungkung oleh pola pikirnya sendiri yang menjadikan citra dirinya tidak enak di mata orang lain.
The Grand Legend Ramayana (Is Yuniarto)
Rama telah diasingkan dari Ayodya ditemani oleh Laks dan Shinta. Kini mereka bertiga bahu-membahu memburu yaksha bersama di luar Ayodya. Namun, ada musuh baru yang mengikuti gerak-gerik mereka.
Bab kali ini memang tidak banyak memberi perkembangan plot yang bisa dibahas. Tapi tidak usah gusar, karena di sisi lain bab ini penuh dengan aksi yang seru dari kerja sama Rama dkk. membasmi yaksha, memberi pembaca gambaran yang baik seperti apa kehidupan mereka dalam pengasingan kini. Tiba di daerah Pancavadi, satu karakter baru juga muncul. Dalam kisah Ramayana aslinya, karakter ini memiliki hubungan dekat dengan Rahwana dan ditemui oleh Rama dan Laks dalam pengasingan di hutan Pancawati. Apa yang akan dilakukan oleh karakter ini pada Rama dan Laks dalam versi komik ini nantinya menjadi salah satu hal yang menarik untuk dilihat dalam cerita selanjutnya.
Hyper Fusion Cyborg Idol Rinka (Vino, Hendry, & Kaari)
Rinka, Hiro dan Candy berusaha melarikan diri dari tambang McMoran yang runtuh. Tapi kaki Hiro masih terluka dari pertarungan sebelumnya, sehingga Rinka sekali lagi harus menolongnya.
Apakah hubungan antara manusia dan cyborg itu mustahil, ataukah ia memerlukan orientasi berbeda dalam menyayangi? Di akhir season kedua ini, Cyborg Idol Rinka mulai menyentuh pertanyaan mendasar mengenai gadis-mesin itu dari perspektif sang cewek cyborg sendiri. Itu bukan pertanyaan yang mudah dijawab. Tapi di sisi lain selalu ada ruang untuk mengembangkan jawabannya dan memperbaikinya terus menerus. Sebagaimana cerita season kedua ini berakhir sambil tetap membuka ruang untuk kelanjutan dan pengembangan ke depannya. Secara umum, season kedua Cyborg Idol Rinka ini sudah lebih baik dari pada season pertama. Selanjutnya pun masih ada perbaikan yang bisa terus siupayakan, terutama dari sisi pengembangan karakter.
Galauman (Ockto Baringbing & Ino Septian)
Waktunya untuk sesi curhat lagi! Dalam bab sebelumnya, Galauman dan duo pramuka telah tiba di tempat rahasia di mana Yuri mengumpulkan air mata orang-orang galau untuk senjata EMP. Tapi sebelum pertarungan babak kedua dengan Yuri dimulai, ini adalah momen untuk mengenal sang antagonis kali ini lebih dalam. Yuri pun berbagi kisah cinta dan derita hati yang telah dialaminya, yang menjadi asal-usul kekuatannya dan bergabungnya ia dengan Kelompok Karunia.
Galauman kembali menghadirkan antagonis dengan kisah menarik. Berbeda dari beberapa penjahat sebelumnya seperti Alayman dan Forskwer yang upayanya meraih cinta memang tak kesampaian, Yuri justru telah merasakan kesenangan bersama pacar selama SMA sebelum menemui akhir yang tidak enak. Tragisnya, kenangan pahit yang terus menghantuinya membuatnya buta tehadap sisi lain dari karyanya di SMA yang sebenarnya patut untuk dibanggakan. Akhir kisah cinta Yuri sendiri masih menyisakan sebuah misteri yang mungkin akan menjadi kunci untuk resolusi konflik batin yang dialami olehnya.
Population Zero (Kristedy Rinto & Erde)
Setelah berputar-putar dengan arahan Ellen sang navigator jenius (ehem), tim Elias akhirnya tiba di gedung tempat Karmel sang penyiar radio misterius berada. Maksud hati mencari jawaban dari misteri zombie dan petunjuk-petunjuk misterius, justru sambutan tak ramah yang didapat.
Biarpun menjadi pertikaian berdarah, “kopi darat” bersama sang penyiar radio telah membuka petunjuk baru melalui ingatan Elias. Elias sepertinya pernah berada dalam keadaan sadar setelah munculnya zombie, sebelum ia terbangun di rumah sakit dulu. Ia juga mungkin pernah bertemu dengan Karmel. Apakah Karmel menyimpan rahasia yang dapat memberi kejelasan mengenai ingatan tersebut? Apakah Elias bisa membuat Karmel buka rahasia?
Reon and Friends: The Tale of Oren (Gita Juwita & Dini Marlina)
Reon, Reyna, Reno dan Oren akhirnya tampil dalam komik sendiri. Ikuti kisah masa kecil mereka dan bagaimana asal-usul Oren menjadi teman mainnya Reon.
Hadir dalam komik strip empat panel, maskot-maskot re:ON tampil dengan karakterisasi yang sepertinya sesuai dengan model psikologi Freud. Dengan Reyna sebagai id, Reno sebagai super-ego, dan Reon sebagai ego(?); pembagian peran ini cukup efektif untuk membangun interaksi yang komikal di antara karakter-karakternya.
Our Teachers are Artists (Annisa Nisfihani)
Tes dadakan memang bikin deg-degan. Apalagi kalau yang mengawasnya Hina-sensei, mungkin dalam lebih dari satu artian. Melihat penutupnya, sepertinya bab kali ini agak berbeda dalam artian masih akan berlanjut ke edisi selanjutnya.
Selain komik-komik di atas, ada juga 10 tips menjadi cosplayer dalam rubrik re:FRESH sekalian untuk menyiapkan lomba cosplay dalam acara Comic Fest yang akan datang. Rubrik re:CREATE menawarkan bantuan untuk semakin meramaikan karakter dalam komik dengan menghadirkan cara menggambar anjing.
Sementara rubrik re:INTRODUCE kali ini menampilkan wawancara dengan Is Yuniarto, komikus The Grand Legend Ramyana. Kak Is berbagi inspirasinya dan proses dalam membuat komik, hingga tanggapannya mengenai penerbitan dua komik karyanya di Jepang. Kak Is juga sedikit menyinggung tanggapan orang terhadap karyanya yang mengadaptasi bebas cerita wayang dengan gaya berbeda. Sebenarnya adaptasi bebas seperti itu bias dianggap wajar saja, mengingat beberapa lakon wayang sendiri dapat memberi tafsir berbeda dan modifikasi besar-besaran terhadap kisah epik aslinya. The Grand Legend mungkin bisa dibilang meneruskan tradisi tersebut untuk membawakan narasi klasik menjadi lebih relevan dengan kondisi pemirsanya. Sebagai tambahan, Kak Is juga mengungkapkan kalau komik lepas The Grand Legend yang kedua akan diluncurkan di acara Comic Fest ID!
Satu hal yang istimewa dari re:ON Vol. 20 ini adalah kembalinya formulir polling! Setelah terakhir kali diadakan di Vol. 10, kini pembaca dapat kembali menyuarakan pendapat mengenai majalah re:ON sambil berkesempatan mendapatkan hadiah-hadiah menarik. Jangan lupa berpartisipasi ya.
KAORI Newsline | oleh Halimun Muhammad