Setelah “beristirahat” cukup lama sejak beberapa tahun lalu, lokomotif uap seri E10 nomor urut 60 (E10 60) yang populer dengan sebutan Mak Itam akhirnya dinyatakan siap berdinas lagi pada bulan Juni 2016 lalu, setelah hampir 2 tahun lamanya vakum dari kedinasan. Lamanya durasi Mak Itam sempat tak dapat berdinas disebabkan karena banyaknya komponen lokomotif tersebut yang mengalami kerusakan.
Keadaan tersebut diperparah dengan sudah tidak tersedianya suku cadang untuk lokomotif uap bergerigi yang dibuat khusus untuk jalan rel kereta api (KA) di wilayah Sumatera Barat ini. Karena itu, para staf PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional II Sumatera Barat (Divre II SB) yang diberi tugas merawat Mak Itam memiliki inisiatif untuk membuat sendiri suku cadang untuk lokomotif E10 60 ini.
Setelah perbaikan dan pemasangan suku cadang “baru” yang memakan waktu beberapa bulan, lokomotif uap aktif satu-satunya di pulau Sumatera ini siap kembali beroperasi melayani perjalanan wisata di Divre II SB. Lokomotif buatan Maschinenfabrik Esslingen, Jerman pertengahan dekade 1960-an ini kembali tampil prima dan kembali dapat beraksi di pertengahan tahun ini
Dapat beroperasinya kembali Mak Itam disambut baik oleh banyak pihak, mulai dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat, Pemerintah Kota Sawahlunto, juga masyarakat Sawahlunto sendiri. Setelah dinyatakan siap dinas pada bulan lalu, masyarakat dapat melihat Mak Itam kembali ‘unjuk gigi’ pada 4 sampai 5 Juli 2016 lalu serta 7 hingga 17 Juli 2016 di Museum Kereta Api Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Cemplus Newsline by KAORI