Tidak banyak yang ingat bahwa Jepang pernah menjadi negara agresor sekaligus penjahat perang. Walau Jepang hari ini telah menjadi negara pasifis dan cinta damai, pada Perang Dunia II Jepang melakukan berbagai kejahatan perang, salah satunya mempekerjakan jugun ianfu (wanita penghibur).
Di universitas Shanghai Normal, Tiongkok, sebuah museum telah dibuka untuk memamerkan kebiadaban Jepang terhadap para jugun ianfu. Dilansir CCTV, museum ini bertujuan memberi bayangan mengenai kerasnya kehidupan para jugun ianfu selama Perang Dunia II.
Dua orang jugun ianfu yang kini telah berusia 90 tahun menghadiri pembukaan ini, yaitu Li Rongzhu dari Korea Selatan dan Chen Liancun dari Hainan, Tiongkok. Saat ini, hanya ada 19 orang mantan jugun ianfu yang masih hidup.
Su Zhilinag, kepala Pusat Riset “Wanita Penghibur” di universitas Shanghai Normal menyatakan bahwa seluruh artefak dalam museum ini, mulai dari foto, video, kondom yang dipakai, sampai testimoni para korban, akan dibagikan dengan akademisi lain di seluruh dunia untuk kepentingan penelitian.
Sebelumnya Tiongkok membuka museum jugun ianfu pada akhir 2015 di Nanjing, dengan koleksi lebih dari 1.600 foto dan tulisan yang menggambarkan kekejaman tentara Jepang.
Pada Juni 2016, LSM dari 11 negara, termasuk Tiongkok dan Korea Selatan, mengirimkan dokumen jugun ianfu ke Unesco dan mendesak agar hal ini dimasukkan dalam register lembaga tersebut.
Pada pertengahan 2015, foto-foto jugun ianfu asal Indonesia telah dipamerkan di Jepang dan ditampilkan dalam sebuah museum seni di Setagaya, Tokyo.
KAORI Newsline