Warga Jakarta, bersiaplah untuk menyongsong salah satu langkah modernisasi transportasi dari dan menuju Bandar Udara (Bandara) Internasional Jakarta, Soekarno-Hatta (Soetta). Rangkaian kereta rel listrik (KRL) perdana yang akan digunakan untuk layanan kereta api (KA) akses Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Airport Railink Services Soekarno-Hatta (ARS Soetta) telah dikirim dari pabrik pembuatnya, PT Industri Kereta Api (INKA) di Madiun, Jawa Timur. Dengan ditutupi terpal biru, rangkaian perdana KRL Bandara ini berangkat dari Madiun hari Minggu pagi (13/8), dengan ditarik satu unit lokomotif seri CC201 dan ditambahkan 2 kereta makan berpembangkit yang digunakan sebagai kereta bantuan pengereman rangkaian dan tempat istirahat khusus kru KA.
KRL ARS Soetta ini merupakan salah satu produk terbaru buatan INKA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang manufaktur sarana perkeretaapian ini bekerjasama dengan Bombardier Transportation, perusahaan manufaktur sarana transportasi ternama dunia. Satu rangkaian KRL ini menggunakan formasi 6 kereta yang terdiri dari 4 kereta penggerak (Motorcar/M) dan 2 kereta non-penggerak (Trailer/T), berkonfigurasi 4M2T. Menggunakan sistem propulsi Variable Voltage Variable Frequency tipe Insulated Gate Bipolar Transistor (VVVF-IGBT) yang kekinian dan paling baru dari Bombardier, diharapkan sarana KRL ini handal dan lebih awet dalam pengoperasiannya.
Rangkaian KRL anyar dari INKA ini diperkirakan akan tiba di Jakarta pada Senin malam (14/8). Lamanya perjalanan ini disebabkan pemberlakuan batas kecepatan maksimal sebesar 30 km/jam, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan. Menurut informasi yang dihimpun oleh tim Cemplus Newsline by KAORI, terdapat 4 rangkaian KRL ARS Soetta yang telah selesai diproduksi, dan rangkaian yang belum dikirimkan telah disiapkan di jalur simpan (stabling) pabrik INKA dan menunggu giliran untuk dikirimkan ke Jakarta.
Dengan selesainya produksi beberapa rangkaian KRL ARS Soetta, diharapkan layanan KA Bandara Internasional Jakarta ini dapat dioperasikan sesegera mungkin, bahkan jika dimungkinkan pada tahun 2017 ini juga. Namun, mengingat kondisi berbagai prasarana penunjang yang belum selesai dibangun seperti Stasiun Sudirman Baru serta peron KA bandara untuk stasiun Batuceper dan Duri, kemungkinan besar pengoperasian layanan KA Bandara kedua di Indonesia ini masih mengalami penundaan sampai waktu yang belum ditentukan.
Cemplus Newsline by KAORI