Hai Kaoreaders! Selamat datang di rubrik Locomotive Sunday! Dalam rubrik ini, KAORI akan membahas secara mendalam berbagai unit lokomotif dengan berbagai fakta menarik yang mungkin mengena di hatimu di setiap edisinya. Simak juga KRL Wednesday yang fokus membahas rangkaian KRL!
Edisi kali ini hadir berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Sambil menemani anda bersantai bersama keluarga di hari Minggu ini, kami masih akan membahas secara khusus tentang seri lokomotif pertama buatan anak bangsa yaitu CC300. Yuk disimak!
Apa Itu CC300?
CC300 merupakan lokomotif pertama yang diproduksi oleh anak bangsa, tepatnya oleh PT Industri Kereta Api (INKA) di Madiun, Jawa Timur. Lokomotif ini menggunakan mesin diesel dengan transmisi hidrolik pertama dalam keluarga lokomotif dengan susunan bogie CC yang ada di Indonesia.
Lokomotif ini sendiri dibuat untuk memenuhi pesanan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang berkeinginan membuat lokomotif khusus penarik rangkaian kereta api (KA) ekonomi bersubsidi / Public Service Obligation (PSO). Saat itu, semangat Kemenhub adalah ingin memberikan pelayanan yang baik untuk kereta api ekonomi, sehingga selain CC206, pemerintah juga menganggarkan pembelian kereta-kereta kelas ekonomi baru, walau akhirnya aset-aset ini dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Lokomotif CC300 ini diproduksi sebanyak 5 unit, dengan rincian 3 unit pada tahun 2012 dan 2 unit pada tahun 2014. Perbedaan mencolok terdapat pada bagian muka lokomotif dan skema cat yang digunakan. Untuk lokomotif buatan tahun 2012, di bagian muka hanya memiliki 2 kaca, sedangkan 2014 memiliki 4 kaca; 2 kaca depan dan 2 kaca di bagian pinggir. Sementara itu, Untuk urusan skema cat lokomotif CC300 12 01 – 03 hanya menggunakan warna merah polos tanpa logo Perhubungan pada awalnya, sedangkan pada CC300 14 01 – 02 terdapat garis merah dan putih pada bagian samping badan lokomotif lengkap, dengan logo Perhubungan di bagian samping kabin lokomotif.
Dapur pacu CC300 ini sendiri ditenagai oleh mesin diesel buatan Caterpillar dengan tenaga keluaran sebesar 2500 HP dan traction effort sebesar 270 kN dan mampu dipacu hingga kecepatan maksimum 120 km/jam. Selain itu, CC300 ini menggunakan transmisi hidrolik dari Voith. Salah satu keunggulan utama lokomotif CC300 dan yang membuatnya unik adalah hadirnya generator set (genset) listrik buatan Caterpillar dengan tipe CAT C18. Dengan hadirnya Genset CAT C18 ini, rangkaian KA penumpang yang ditarik oleh lokomotif ini tidak perlu ditambah kereta pembangkit lagi ke dalam rangkaian.
Spesifikasi Teknis CC300 (sumber PT INKA) | |
Lebar sepur | 1067mm (narrow gauge) |
Berat maksimum | 84 ton |
Beban gandar (axle load) | 14 ton |
Traksi maksimum | 270 kN |
Panjang lokomotif | 14.135mm |
Lebar lokomotif | 2.642mm |
Tinggi lokomotif | 3.575mm |
Kecepatan maksimum | 120km/jam |
Kapasitas tangki bahan bakar | 3800 liter |
Transmisi | Hydrodinamik, merek Voith |
Susunan roda | C-C, terhubung |
Mesin | 45″ V-6, 4-stroke cycle Turbocharged and aftercooled 1700 KW @ 1800 rpm |
Komponen udara | Compressor Type 2 stage, air cooling, Reciprocrating Kapasitas 600L/menit |
Pengereman | Pneumatic clasp brake, high mounted cylinders |
Alokasi CC300 di Indonesia per November 2017 (sumber PT INKA) | |
CC300 12 01 | INKA Madiun |
CC300 12 02 | INKA Madiun |
CC300 12 03 | INKA Madiun |
CC300 14 01 | Medan |
CC300 14 02 | Palembang |
Uji Coba Pertama
08 Juni 2012 menjadi tanggal bersejarah bagi lokomotif ini. Pasalnya, pada tanggal tersebut lokomotif ini melakukan uji coba dinamis pertamanya di lintas raya. Lokomotif ini diuji coba ‘berlari’ tanpa menarik rangkaian kereta dari Madiun hingga Walikukun sampai kembali ke Madiun. Umumnya, pengujian perdana akan menggunakan unit dengan nomor teratas, namun tidak untuk lokomotif ini, CC300 dengan nomor urut dua-lah yang menjalani pengujian perdana di lintas raya menurut keterangan salah seorang pegawai INKA. Lokomotif ini berangkat dari stasiun Madiun pada pukul 10.55 WIB dan kembali dari Walikukun pada pukul 13.30. Masih belum diketahui mengapa CC300 12 02 yang mengawali uji coba lokomotif made in Madiun ini.

Sebulan setelah pengujian pertamanya, lokomotif ini akhirnya diuji dengan menarik rangkaian kereta. Kali ini, CC300 diuji dengan menarik lima kereta Kedinasan milik DitjenKA dengan relasi Madiun – Nganjuk PP. Rangkaian kereta tersebut berangkat dari Madiun pukul 10.00 dan kembali dari Nganjuk pukul 13.00 WIB. Rute Madiun – Nganjuk ini dipilih karena mempunyai karakter lintas yang berbeda, tidak hanya lintas datar tetapi juga memiliki beberapa tanjakan sehingga bisa digunakan untuk menguji kemampuan lokomotif CC300 dalam menghadapi tanjakan. Dalam pengujian tersebut lokomotif CC300 menjalani serangkaian pengujian seperti uji kecepatan maksimum, akselerasi, pengereman maupun pengereman darurat (emergency break), dan sebagainya.

Rintangan demi rintangan terlewati, sang lokomotif buatan anak bangsa ini pun akhirnya mampu melaksanakan semuanya dengan lancar, semua sistem berjalan dengan baik, dan mampu dioperasikan dengan lancar dari kedua kabin masinis.
Lima unit lokomotif ini tercatat juga beberapa kali melakukan beberapa pengujian dengan rute Madiun – Surabaya – Malang – Madiun , Surabaya – Malang PP.

Dikirim Ke Sumatera
Desas-desus kepindahan CC300 ini ke pulau Sumatera sempat menjadi isu hangat di kalangan pencinta KA (Railfans) tanah air. Lokomotif yang sempat ‘menganggur’ tanpa ada kejelasan, menjadi tanda tanya besar bagi para railfans, “Kapan lokomotif tersebut akan digunakan untuk operasional?”
Tak lama, desas-desus tersebut akhirnya menemui titik terang. Pada tanggal 23 Februari 2016, DJKA akhirnya mengirim 1 unit lokomotif CC300 dengan nomor CC300 14 01 ke Divisi Regional (Divre) 1 Sumatera Utara (SU) untuk membantu proyek reaktivasi jalur dari Binjai hingga Besitang sebagai bagian dari proyek Jalur KA Lintas Sumatera. Lokomotif ini dikirim melalui jalur darat terlebih dahulu dari Madiun menuju Surabaya untuk selanjutnya dikapalkan menuju Medan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Lokomotif tersebut dikirim dari Madiun dengan ditarik oleh lokomotif CC201-108 milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dalam pengiriman tersebut, satu unit KA Inspeksi (KAIS) Kaldera Toba turut serta dikirim menuju Medan. CC300 14 01 dan KAIS Kaldera Toba tersebut berangkat menuju pelabuhan Belawan, Medan pada tanggal 27 Februari 2016 setelah sebelumnya dilakukan pengecekan di Surabaya.

Tak hanya CC300 14 01 saja yang dikirim ke tanah Sumatera, sang adik, CC300 14 02 juga dikirim ke Sumatera tapi tidak mengikuti sang kakak. Jika sang kakak dikirim ke Tanah Deli, sang adik dikirim ke Bumi Ruwa Jurai yaitu Lampung. Pengiriman ini terbilang cukup mengejutkan, pasalnya tanpa ada kabar yang berhembus sebelumnya tiba-tiba lokomotif tersebut sudah berada di pelabuhan Panjang, Lampung pada tanggal 15 Juni 2016 lalu diangkut ke stasiun Pidada menggunakan truk trailer.
Setelah 2 hari berada di Stasiun Pidada, lokomotif ini dipindahkan menuju dipo lokomotif Tanjungkarang via rel dengan ditarik lokomotif. Berhembus kabar bahwa lokomotif ini akan digunakan untuk keperluan dinas Kemenhub di wilayah Divre 3 Palembang dan Divre 4 Tanjungkarang.