Pengantar
Klub Baca Manga KAORI berlanjut ke bulan Desember 2021. Kegiatan ini diadakan sebagai suatu kesempatan bagi peserta untuk menambah ragam bacaan manga, dengan mencoba membaca seri-seri di luar majalah atau kelompok demografi yang biasanya dibaca.
Kegiatan ini dilakukan dengan format sederhana, yaitu setiap bulan dipilih satu majalah manga sebagai sumber bacaan, dan peserta cukup membaca setidaknya satu judul manga yang pernah dimuat di majalah tersebut (disarankan memilih manga yang tidak sedang dibaca atau belum pernah dibaca sebelumnya). Pilihan majalahnya setiap bulan akan diselang-seling antara majalah shoujo/josei dan majalah shonen/seinen. Kemudian di hari Minggu terakhir setiap bulan akan diadakan obrolan di Discord KAORI Nusantara untuk membahas komik-komik yang telah dibaca di bulan tersebut. Kegiatan ini tidak hanya terbuka bagi staf KAORI, tapi juga bagi #Kaoreaders yang berminat.
Edisi Desember 2021:Sho-Comi
Majalah yang terpilih untuk sesi Klub Baca Manga di bulan Desember 2021 adalah majalah shoujo, Sho-Comi yang diterbitkan oleh Shogakukan. Majalah ini terbit sejak 1968, dan awalnya bernama Shoujo Comic sebelum berganti nama di tahun 2007. Majalah ini punya sejarah memuat beberapa komik pelopor shounen-ai seperti The Heart of Thomas dan Kaze to Ki no Uta. Selain itu judul terkenal lainnya yang pernah dimuat oleh Sho-Comi adalah Fushigi Yuugi.
Dalam diskusi yang dilaksanakan pada 26 Desember pukul 16.00 di Discord, ada dua komik Sho-Comi yang dibahas yaitu Sora wa Akai Kawa no Hotori atau Red River (Chie Shinohara, 1995-2002) dan Uwasa no Midori-kun (Go Ikeyamada, 2006-2008). Berikut adalah ringkasan isi komik-komik tersebut beserta beberapa komentar menarik dari peserta diskusi.
Red River (Sora wa Akai Kawa no Hotori)

Yuri Suzuki merupakan seorang siswi SMA biasa saja. Namun suatu hari dia terbawa ke masa lampau untuk dijadikan sesembahan oleh seorang ratu kerajaan Hittite bernama Nakia. Untungnya, dia sempat melarikan diri dan bertemu dengan putra mahkota kerajaan tersebut, Kail. Kail merupakan seorang pria yang playboy, namun entah kenapa tidak memiliki satu selir pun. Akhirnya Kail memutuskan menyelamatkan Yuri dengan membuat Yuri menjadi salah satu selirnya.
Dilihat dari aspek sejarah, setting komik ini bertempat di kerajaan Hittite, sebuah kerajaan yang pada zaman perunggu (sekitar abad 15 hingga 11 SM) menguasai daerah Anatolia, Turki. Beberapa karakternya juga terinspirasi dari tokoh-tokoh asli dari masa tersebut. Dalam pandangan editor The Indonesian Anime Times, Dany, secara umum komik ini bisa dikatakan mencampur unsur shoujo dengan cerita kerajaan abad pertengahan yang penuh intrik politik. Yuri terpaksa terjebak di tengah-tengah konflik kekuasaan antara ratu Nakia dan pangeran Kail. Karakter Ratu Nakia yang digambarkan sebagai tokoh jahat di sini, menurutnya mengingatkan dengan sosok-sosok villain dalam film-film Disney: bisa sihir, ahli fitnah, dan punya sidekick. Pangeran Kail sendiri digambarkan sebagai tokoh baik meskipun playboy dan sikapnya ke Yuri juga cukup kasar.
Ia menambahkan bahwa pengembangan karakternya Yuri bagus. Awalnya dia digambarkan layaknya damsel in distress, tapi makin ke belakang dia makin punya “power” di ceritanya. Dan “power” yang dimaksud bukan dalam bentuk otot, tapi dalam bentuk “trust” dari orang sekitarnya. Kebaikan hatinya membuat dia dipercaya banyak orang. Editor The Indonesian Anime Times, Halimun, menanggapi hal tersebut dengan mengutip suatu diskusi yang dimuat di Pixivision, di mana editor-editor isekai dari label Comic POOL yang menyebutkan bahwa cerita isekai bagi audiens perempuan cenderung menggambarkan tokoh utamanya memperoleh dukungan dari banyak orang dengan “menjadi dirinya sendiri” dibandingkan memperoleh kemampuan sakti yang baru sebagaimana lazim dalam cerita-cerita isekai untuk audiens laki-laki.
Selain itu, Yuri juga tidak takut untuk terlibat di medan perang atau di tengah-tengah intrik istana. Setelah banyak hal yang terjadi, akhirnya dia dianggap sebagai salah satu orang penting di faksinya Kail dan mendapat julukan “Ishtar” karena aksi-aksinya (ditambah sedikit ke-bejo-annya) mampu meningkatkan moril pasukan Hittite di tengah perang.
Uwasa no Midori-kun!!

Komik ini dibuat oleh Go Ikeyamada yang sebelumnya dikenal dengan komik Moe Kare!!. Editor The Indonesian Anime Times, Halimun, mengingat ada salah satu teman perempuannya di masa SMA yang membaca Moe Kare!! dan pernah bercerita soal muatan seksual dalam isi komiknya. Dari obrolan itu, bagi Halimun sebenarnya tidak mengejutkan melihat dalam komik Midori-kun!! banyak adegan heroine-nya telanjang, dan bahkan kejadian yang memicu konflik cerita di bab pertama bisa dibilang merupakan date rape.
Selain “berani” dalam menggambarkan elemen-elemen seksual, cerita komik ini juga memiliki elemen-elemen yang mengusik pakem peran gender dan menampilkan hubungan-hubungan yang sifatnya complicated. Hal-hal tersebut dapat dilihat misalnya, dari perilaku heroine-nya yang kalau lagi gak baper lebih seperti stereotip om-om (ojisan), juga dari penyamarannya sebagai cowok yang ternyata masih cukup imut untuk membuat teman-teman di sekolah cowoknya kepincut, atau dari bagaimana Tsukasa memperlakukan “gadis kampung” hanya sebagai objek permainan. Selain itu, rumitnya hubungan dan perasaan karakter-karakter dapat terlihat dari segitiga perasaan dari Kazuma, teman asramanya yang mengetahui kalau Midori adalah cewek dan kemudian jatuh hati pada Midori setelah mengetahui kecintaan Midori pada sepakbola dan tekadnya kuat; sementara Midori sendiri meskipun membenci tipu daya yang telah dilakukan Tsukasa terhadap dirinya, dalam hati sebenarnya masih merindukan Tsukasa yang dulu yang bermain sepakbola dengan riang bersama dirinya.
Sebenarnya bagaimana komik shoujo membawakan soal gender, relationship, dan seksualitas adalah hal-hal yang selalu menarik untuk ditelaah secara mendalam, dibandingkan hanya sekadar mendaftarkan stereotip dan klise komik shoujo yang dipersepsikan buruk seperti yang banyak dilakukan di blog atau forum-forum internet. Komik sebagai medium fantasi banyak membuka ruang untuk penggambaran hal-hal tersebut yang lebih lepas dibandingkan dengan dunia nyata, sehingga bisa lebih leluasa untuk mengusik asumsi-asumsi dan bias-bias yang mungkin tidak kita sadari dalam kehidupan sehari-hari.
Topik Bulan Januari 2022: Gekkan Shonen Magazine
Di bulan Januari, Klub Baca Manga KAORI akan membahas salah satu majalah shonen lainnya dari Kodansha selain Weekly Shonen Magazine, yaitu Gekkan Shonen Magazine. Majalah ini awalnya terbit di tahun 1964 dengan nama Bessatsu Shonen Magazine, sementara nama yang sekarang digunakan sejak 1975 (nama Bessatsu Shonen Magazine sendiri kini digunakan oleh majalah yang berbeda yang juga diterbitkan Kodansha). Beberapa judul populer di majalah ini yang pernah terbit di Indonesia termasuk Tekken Chinmi (Kung Fu Boy), BECK, Noragami, Dear Boys, C.M.B., Your Lie in April. Obrolan mengenai komik-komik dalam majalah ini akan dilakukan pada tanggal 30 Januari 2022 mendatang.
Tertarik mengikuti diskusinya? Yuk ikuti diskusinya pada tanggal 26 Desember pukul 16.00 besok di Discord KAORI Nusantara. Discord-nya sendiri dapat dikunjungi melalui tautan berikut: https://discord.gg/9WGNKht
KAORI Newsline