Terjawab sudah rasa yang menggantung di sejumlah pihak terhadap TPP – atau mungkin too little, too late.
Dilansir Xinhua, majelis rendah Jepang pada Kamis (10/11) memutuskan meratifikasi Kemitraan Perdagangan Trans-Pasifik (TPP, Trans-Pacific Partnership).
Pemungutan suara dilakukan di sidang umum spesial yang dilaksanakan pada hari Kamis. TPP didukung oleh partai perdana menteri Shinzo Abe Liberal Demokrat, partai Komeito, dan Partai Inovasi Jepang. Partai Komunis Jepang menjadi satu-satunya partai yang menolak, sementara Partai Demokratik, Partai Liberal, dan partai Sosial Demokrat memboikot pemungutan suara.
TPP merupakan kerangka hukum bagi kerja sama perdagangan bebas dan liberalisasi di berbagai sektor ekonomi yang melibatkan 40 persen kekuatan ekonomi dunia dan 792 juta penduduk yang tersebar di AS, Australia, Brunei Darussalam, Chili, Jepang, Malaysia, Peru, Singapura, Vietnam, Mexico, Canada dan Selandia Baru.
Program TPP menjadi program unggulan perdana menteri Shinzo Abe dengan harapan Jepang bisa kembali merevitalisasi perekonomiannya melalui ekspor barang-barang. Tetapi hal ini bertentangan dengan sikap Donald Trump yang cenderung menolak perjanjian-perjanjian bebas.
Baca Lebih Lanjut: Bukan Sekadar Nasib Doujin: Mengenal TPP dan Saudaranya, TTIP dan TISA
KAORI Newsline