Transportasi umum yang baik dan layak adalah hak semua orang. Tidak hanya ibukota Jakarta saja yang dimanjakan dengan perbaikan transportasi umum, kini kota-kota di daerah pun mulai dapat merasakan pelayanan yang lebih baik. Walau tidak sebesar Transjakarta, Semarang juga punya sistem Bus Rapid Transit (BRT) yaitu Trans Semarang, yang baru saja mendapatkan bus baru.

Pada Sabtu (14/1), penulis berkesempatan mencoba berkeliling kota Semarang menggunakan BRT (Bus Rapid Transport) Trans Semarang dengan jurusan Mangkang – Penggaron. Saat ini di kota Semarang telah tersedia 4 koridor jalur bus Trans Semarang yang dilayani oleh dua jenis bus. Bus berukuran besar yang melayani Koridor I (Mangkang – Penggaron), sedangkan untuk koridor lainnya dilayani oleh bus berukuran sedang. Bus bus berukuran sedang ini melaju di koridor II (Terboyo – Ungaran), Koridor III (Pelabuhan Tanjung Emas – Akademi Kepolisian), Koridor IV (Stasiun Semarang Tawang – Bandara Ahmad Yani – Cangkiran (Bukit Semarang Baru).

Bus Trans Semarang Merapat ke Halte Simpang Lima (Yonathan Kharisma)

Ada Teloletnya!

Bus Trans Semarang sendiri saat ini baru saja mendapatkan bantuan peremajaan dari Pemerintah Pusat C/Q Departemen Perhubungan berupa 25 Bus berukuran besar berjenis Discovery yang dibuat oleh karoseri Laksana, Ungaran; namun untuk saat ini bus yang sudah beroperasi baru 20 bus saja dan 5 bus lainnya sedang dalam proses persiapan operasional.

Uniknya, bus bus baru ini ternyata dilengkapi oleh klakson khas kekinian “T E L O L E T” dan penulis sempat beberapa kali menemui bus Trans Semarang saling bertukar klakson telolet saat berpapasan atau pun saat bertemu dengan anak anak kecil yang meminta klakson ini dibunyikan.

Dalam perjalanannya, penulis hanya dikutip tarif penumpang umum sebesar IDR 3,500.00 (Tarif pelajar hanya IDR 1,000.00) untuk sekali perjalanan dan bisa diteruskan apabila hendak beralih ke koridor lainnya. Sekarang BRT Semarang mempunyai dua jenis tiket, tiket manual dan e-ticket bagi pemegang kartu langganan Bus BRT Semarang.

Manual & E-Ticket Bus Trans Semarang
Interior Bus Trans Semarang. Sama seperti Transjakarta, bukan? (Yonathan Kharisma)

Menaiki Bus

Penulis mengawali perjalanannya dari halte Simpang Lima menuju terminal Penggaron yang berada di sisi tenggara kota Semarang dan melanjutkan kembali perjalanannya menuju terminal Mangkang yang berada di sisi barat kota Semarang. Selama perjalanan penulis merasakan perjalanan yang cukup nyaman karena bus yang digunakan masih baru didinaskan dan ketika penuh masih terasa dingin saat di perjalanan.

Interior Bus Trans Semarang (Yonathan Kharisma)

Bus ini juga dilengkapi oleh Mic yang dijalankan oleh kondektur dan LED Display untuk menunjukkan rute dan perhentian perhentian selanjutnya di bagian depan bus. Namun sayangnya ketika penuh, penumpang yang berada di bagian tengah atau belakang tidak bisa melihat dengan jelas tulisan di display sehingga untuk ke depannya bisa ditambah di bagian sisi samping dekat pintu utama bus.

LED Display Trans Semarang (Yonathan Kharisma)

Kemudian penulis melanjutkan perjalanan menuju terminal Mangkang dari terminal Penggaron. Selama perjalanan, penulis melewati beberapa ikon kota Semarang seperti Simpang Lima, Lawang Sewu, dan Pusat oleh oleh di jalan Pandanaran.

Melewati ikon kota Semarang, Lawang Sewu (Yonathan Kharisma)

Peminat Trans Semarang ini sebenarnya banyak sekali dan sayangnya kurang tergarap dengan baik karena keterbatasan armada yang ada sehingga di beberapa halte penumpang yang sudah menunggu tidak terangkut dan adanya headway antar bus yang terkadang terlalu lama akibat kepadatan lalu lintas karena dalam perjalanannya bus ini masih berada dalam ruas jalan yang sama dengan kendaraan pribadi lainnya.

Penumpang mengantri untuk bisa masuk ke dalam bus Trans Semarang di halte Pemuda (Yonathan Kharisma)

Penulis mencatatkan waktu selama 110 menit untuk menempuh jarak sepanjang 27 Km antara terminal Mangkang dan Penggaron di tengah padatnya lalu lintas kota Semarang.

Bus Trans Semarang menembus padatnya lalu lintas. (Yonathan Kharisma)

Penulis melihat masih banyaknya warga dan kendaraan umum yang kurang tertib serta berhenti di dekat halte Trans Semarang sehingga menyulitkan driver untuk merapatkan kendaraannya dengan baik dan sejajar di halte halte tertentu.

Petugas yang membantu naik-turun penumpang di pintu BRT dan non-BRT. (Yonathan Kharisma)

Penulis berharap ke depannya bus Trans Semarang ini bisa semakin berkembang dengan menambah armada dan rute serta melakukan sterilisasi di beberapa titik kepadatan dan halte Trans Semarang sehingga armada yang ada bisa melaju cukup bebas serta bisa mengurangi headway antar bus.

Cemplus Newsline | Yonathan Kharisma

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses