Jika Indonesia lebih mengarah ke Jepang soal sarana kereta api (KA), Malaysia justru lebih memilih Tiongkok sebagai rekan dalam perkeretaapiannya. Hal ini ditegaskan dengan ditekennya kontrak pengadaan sebanyak 13 rangkaian kereta rel diesel (KRD) dan 9 rangkaian kereta rel listrik (KRL) oleh Kementerian Perhubungan Malaysia dengan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Zhuzhou Electric Locomotive pada Selasa (11/4).

Menurut laporan dari International Rail Journal, pesanan untuk perusahaan operator KA di Malaysia, Keretapi Tanah Melayu Berhad (KTMB) ini mencapai nilai 1.32 miliar Yuan atau setara dengan 254 Triliun Rupiah. Pesanan tersebut mencakup pengadaan 13 rangkaian KRD berteknologi Hybrid dan 9 rangkaian KRL jarak jauh class 93.

Hybrid
Desain dari KRD Hybrid milik KTMB

KRD Hybrid dengan formasi 4 kereta ini dirancang akan memiliki kecepatan maksimal 100 km/jam. Selain itu, KRD ini juga akan dilengkapi dengan super kapasitor sebesar 60000 Farad yang akan menyimpan energi dari sistem pengereman regeneratif. Energi yang tersimpan tersebut dapat kembali digunakan selama akselerasi. Tiap rangkaian dari KRD Hybrid ini memiliki kapasitas tempat duduk lebih dari 500 penumpang.

Rencananya, KRD Hybrid ini akan dibuat di pabrik milik CRRC Zhuzhou di Malaysia. Pabrik yang terletak di Batu Gajah, Perak ini merupakan pabrik sarana KA pertama milik CRRC yang dibangun di luar Tiongkok. Pabrik ini mulai beroperasi sejak 9 Juli 2015 dengan membuat salah satu armada KRL jarak jauh milik Malaysia, class 93 dan juga armada KA bawah tanah Kuala Lumpur jalur Ampang.

Cemplus Newsline by KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses