5. Narou-kei

Istilah yang paling baru ini diambil dari nama situs Shousetsuka ni Narou, sebuah situs di mana penggunanya bisa mengunggah novel amatir karangan mereka untuk bisa dibaca oleh orang lain. Tema yang populer di antara novel-novel di situs narou adalah tokoh utamanya menjalani kehidupan baru di dunia lain (isekai) karena terlahir kembali/reinkarnasi (tensei) di dunia tersebut setelah mati di dunia yang lama, atau berpindah (ten’i) karena summon magic atau semacamnya. Tema terdampar di dunia lain sendiri bukan hal yang baru (lihat Digimon, Monster Rancher, atau Fushigi Yuugi), dan tidak hanya ditemukan di Jepang (lihat The Chronicles of Narnia atau The Wizard of Oz). Lalu apa ciri-ciri yang membedakan cerita narou-kei dengan cerita dunia lain yang sudah ada sebelumnya itu?
Pertama, cerita narou-kei banyak meminjam unsur-unsur setting, istilah dan mekanisme gim RPG fantasi, seperti skill, experience point, level, dan sebagainya. Hal seperti itu dapat terlihat jelas pada contoh-contoh seperti Death March to the Parallel World Rhapsody (Death March Kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku, 2013-) atau Regarding Reincarnated to Slime (Tensei shitara Slime Datta Ken, 2013-). Kemudian, sang tokoh utama diberikan atau memperoleh kemampuan atau skill yang maha sakti, atau memanfaatkan pengetahuan atau peralatan dari masyarakat modern untuk menghadapi tantangan-tantangan di dunia barunya dengan mudah, serta menarik perhatian banyak karakter perempuan. Karena hal tersebut, tokoh utama cerita narou-kei sering dikomentari overpowered (ore TUEEE) atau kelewat kuat. Si tokoh utama juga biasanya tidak berusaha kembali ke dunia asalnya dan menerima kehidupan barunya di dunia lain.

Menurut pengamatan Joe dari Pause and Select, kisah narou-kei seringkali menghindari pola narasi yang lazim di komik shounen seperti Dragon Ball atau Naruto di mana tokoh utamanya harus bekerja keras dulu untuk menjadi kuat dan meraih kesuksesan (sebagaimana tergambar dalam slogan Shounen Jump: friendship, hard work, victory). Narasi seperti itu nampaknya tidak begitu menarik bagi mereka yang melihat dalam kenyataan, banyak orang yang sudah bekerja keras tapi hidupnya tetap biasa-biasa saja atau sulit (karoshi atau kematian karena terlalu banyak bekerja tengah menjadi topik hangat di Jepang, dan dalam beberapa kasus menjadi penyebab kematian tokoh utama novel narou-kei). Justru di satu sisi cerita narou-kei memiliki semacam kesamaan dengan cerita iyashi-kei, yaitu menyajikan “petualangan” tanpa resiko. Sang tokoh utama dapat menemui pengalaman-pengalaman baru di suatu dunia yang fantastis, tapi tidak terpapar kepada bahaya yang nyata karena kesaktian yang didapatkannya.
Cerita-cerita yang populer di situs Shousetsuka ni narou kemudian banyak yang telah diterbitkan oleh berbagai penerbit di Jepang, mulai dari Kadokawa hingga Shufunotomo (aslinya adalah penerbit majalah wanita) melalui label-label novel ringan mereka. Selanjutnya, judul-judul seperti Konosuba (Kono Subarashii Sekai ni Shukufuku wo!, 2013-), Re:Zero (2012-), Isekai wa Smartphone to Tomo ni (2015-) dan lain-lainnya juga telah diadaptasi menjadi anime, dan masih ada lagi novel-novel narou-kei yang akan diadaptasi menjadi anime seperti Regarding Reincarnated to Slime yang telah disebutkan di atas. Sebagai tren yang mesih terbilang cukup baru dan maraknya karya-karya baru serta adaptasinya, masih banyak ruang yang terbuka untuk menelaah narou-kei lebih lanjut.

Versi komik dari Regarding Reincarnated to Slime telah diterbitkan di Indonesia oleh Elex Media.
Baca juga:
Unik Dunia: Kenapa Cerita “Terjebak di Dunia Lain” Bisa Populer?
Catatan Penutup
Setelah membahas tren-tren di atas, perlu diingat kembali bahwa hal-hal tersebut bukanlah pembatasan kategori yang bersifat mutlak. The Melancholy of Haruhi Suzumiya (Suzumiya Haruhi no Yuu’utsu) misalnya, ada yang menyertakannya sebagai contoh cerita sekai-kei, tetapi ada juga yang membahasnya sebagai salah satu karya yang turut mendorong ketenaran kuuki-kei. Sementara Sora no Woto, walaupun banyak menghadirkan nuansa iyashi-kei, sulit dianggap iyashi-kei murni karena unsur konflik dan dramanya terlalu kuat.
Kemunculan tren baru juga tidak berarti tren sebelumnya menjadi hilang. Keberadaan mereka tetap berlanjut dengan ceruknya masing-masing, atau pengaruhnya terasa dari munculnya sebagian unsur-unsur tren-tren tersebut pada cerita-cerita yang membawakan genre atau tema-tema lainnya. Beberapa pihak menganggap ada unsur-unsur sekai-kei dalam seri Puella Magi Madoka Magica (2011) melalui hubungan antara Homura dengan Madoka, sementara Magical Girl Raising Project (Mahou Shoujo Ikusei Keikaku, 2012-) membawakan skenario sabaibu-kei dengan karakter mahou shoujo.

Perkembangan-perkembangan itu menjadikan analisis dan kriteria-kriteria yang sebelumnya telah dihasilkan oleh para pengamat dan pakar tidak selalu bisa menjadi acuan yang pasti. Contoh Madoka Magica dan Magical Girl Raising Project di atas misalnya, sebenarnya bertentangan dengan pendapat sebagian pengamat bahwa tokoh utama sekai-kei dan sabaibu-kei selalu merupakan karakter remaja lelaki. Beberapa pengamat juga menyebutkan nichijou-kei selalu menggambarkan persahabatan sekelompok gadis remaja, tetapi anime seperti Touken Ranbu –Hanamaru– (2016) yang tokohnya semuanya laki-laki juga membawakan momen-momen yang mendekatkan penonton dengan tokoh-tokohnya yang bisa dibandingkan dengan interaksi tokoh di cerita nichijou-kei dengan tokoh-tokoh perempuan. Fiksi adalah hal yang fleksibel dan bisa terus berubah. Karena itu kerangka pemikiran untuk menganalisisnya juga harus bisa ikut berkembang dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada.
Ulasan Anime Touken Ranbu –Hanamaru–: Lebih Akrab dengan Cowok-Cowok Moe
Referensi
- blautoothdmand, “The Appeal of Slice of Life,” dari the Artifice (27 Desember 2017).
- Frog-kun, “What’s the appeal of those “stuck in another world” fantasies? Some Japanese bloggers explain,” dari Fantastic Memes (5 Mei 2016)
- Motoko Tanaka, “Trends of Fiction in 2000s Japanese Pop Culture,” dalam Electronic Journal of Contemporary Japanese Studies Volume 14, Issue 2 (29 Juli 2014).
- Pause and Select, “Understanding Disaster, part 3: Evangelion and the World Apocalypse,” dari kanal YouTube Pause and Select (8 Agustus 2016).
- Pause and Select, “Understanding Disaster, part 4: Yokohama Kaidashi Kikou and the Harmonious Apocalypse,” dari kanal YouTube Pause and Select (18 Desember 2016).
- Pause and Select, tanya jawab melalui retrospring (28 Mei 2018).
- Pause and Select, “Sorry MudanTV, I gotta talk about your new video” dari Too Long for retrospring (13 Juli 2018).
- Zeria, “Iyashikei: The Genre of Healing – An Attempt at a Definition,” dari Floating into Bliss (27 Mei 2017).
- “セカイ系,” dari pixiv dictionary, diakses pada 23 September 2018.
Ditulis oleh Halimun M | Penulis telah menjadi penikmat anime selama 10 tahun sambil berguru dari buku dan jurnal.