Setelah sempat berkali-kali diberitakan dan 4 tahun dari wacana awal, seri adaptasi novel visual berjudul sama Grisaia no Kajitsu akhirnya tayang pada bulan Oktober 2014 (musim gugur kalau mengacu pada kategori musim anime Jepang.) Menggandeng studio 8 Bit (Infinite Stratos II, Aquarion EVOL), novel visual yang digagas dalam rangka ulang tahun ke-10 produsennya, Front Wing, ini menyimpan banyak harapan akan plot yang menarik. Terlebih trilogi novel visualnya akan dilokalisasi secara resmi ke bahasa Inggris.
Seri ini disutradarai oleh Tensho, menjadikan Grisaia sebagai proyek debutnya dalam mengadaptasi novel visual. Adaptasi novel visual dalam bentuk anime pasti akan menimbulkan suara-suara miring dari pemain aslinya. Ini bisa dimaklumi karena novel visual memiliki rute yang bercabang, sangat berbeda dari anime yang mana plotnya harus mengalir dan berada dalam satu kesatuan utuh. Maka sebuah tantangan besar bagi Tenho dan akan menarik diamati pula bagaimana caranya mengangkat seri ini yang untungnya memiliki narasi utama dalam novel visual aslinya.
Plot awalnya sederhana: diambil dari sudut pandang Yuuji Kazami (disulihsuarakan oleh Takahiro Sakurai), seorang PNS yang bekerja di Badan Intelijen Nasional dan “diselipkan” ke sekolah khusus yaitu sekolah Mihama. Dalam Mihama, ada beberapa siswi dengan keunikannya sendiri-sendiri, yaitu Amane Suoh (Hiroko Taguchi), Yumiko Sakaki (Ryouko Tanaka), Sachi Komine (Ai Shimizu), Michiru Matsushima (Kaori Mizuhashi), dan Makina Irisu (Tomoe Tamiyasu.) Masing-masing siswi berasal dari latar belakang masing-masing dan memiliki kelakuan “antik”, misalnya Yumiko yang sangat membenci pria, Sachi yang sangat patuh dan nggih-nggih seperti pelayan yang setia, Makina yang suka mengeluarkan kata-kata kotor, Michiru yang mengaku tsundere (padahal sih nggak), dan Amane yang sangat posesif.
Karakter Yuuji Kazami di sini memiliki stereotip protagonis yang “sempurna”, tentu dengan cukup kelemahan. Yuuji yang tidak kelihatan sempurna dan digambarkan memiliki keterkaitan dengan BIN sebelumnya menjalankan tugas-tugas berat dan kini, ia ditugaskan untuk menjadi anak SMA biasa. Reaksi Yuuji yang “datar” saat melihat kelakuan perempuan di sekitarnya berperan sebagai salah satu pendukung pengembangan karakter di sini.
Musik dalam seri ini dibuat oleh Elements Garden dan banyak lagu-lagu latar belakang yang tidak ada pada novel visual aslinya, yang cukup lumayan didengarkan. Lagu pembukanya adalah Rakuen no Tsubasa dan dibawakan oleh Kurosaki Maon, sedangkan lagu penutup di setiap episodenya berganti-ganti. Sejauh ini, sudah ada dua lagu: Eden’s Song oleh Hana dan Anata no Aishita Sekai oleh Nanjo Yoshino.
Bila saat ini masih bingung memutuskan mau menonton apa, Grisaia boleh menjadi salah satu pilihan bagi Anda yang ingin anime yang cukup plot tetapi juga menginginkan sajian fanservice yang bisa mengobati kejenuhan.
KAORI Newsline | oleh Kevin W
PS: Tensho udah pernah jadi sutradara, see Kin-iro Mosaic.
terima kasih, keterangan telah diperbaiki