Rusia, salah satu negara adidaya di dunia ternyata memimpikan satu proyek perkeretaapian yaitu menghubungkan salah satu jalur kereta api (KA) legendarisnya, Trans-Siberian dengan pulau Hokkaido di Jepang melalui Pulau Sakhalin. Hal tersebut telah diprioritaskan untuk dibahas pada pertemuan bilateral antar kedua negara yang dilaksanakan pada tanggal 15-16 Desember 2016. Ini dimaksudkan agar kerjasama antar kedua negara lebih erat lagi terutama di bidang teknologi. Menurut pengumuman resmi dari Kementerian Pengembangan untuk Timur Raya Rusia, proyek ini diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 1 Triliun RUB atau 1.8 Triliun JPY (sekitar 15.6 Milyar USD).
Dilansir dari Asahi, Proyek ini sebenarnya adalah pengembangan dari proyek yang pernah digagas dan dikonstruksi pada masa kepemimpinan Joseph Stalin. Namun, dikarenakan wafatnya Stalin pada 1953, proyek ini terpaksa tertunda setelah tiga tahun masa konstruksi. Setelah hampir 50 tahun, ide untuk melanjutkan proyek ini kembali diwacanakan oleh Putin pada tahun 2000. Akan tetapi, melihat populasi di Pulau Sakhalin yang hanya 500.000 jiwa, proyek ini terlihat tidak akan menguntungkan karena biaya investasinya akan lebih besar ketimbang keuntungan yang akan didapat nantinya.

Tidak berhenti sampai di situ, Rusia tidak kehilangan akal agar bisa mendapatkan keuntungan dari proyek ini. Dicanangkanlah proyek untuk menghubungkan jalur KA Trans-Siberian dengan pulau Hokkaido di Jepang. Jika proyek ini terlaksana, Putin pada 2011 telah mengatakan bahwa jalur ini akan dipenuhi dengan KA Barang sehingga apabila Jepang dan Eropa terkoneksi, maka akan terdapat banyak keuntungan yang dapat diambil, salah satunya adalah waktu transportasi yang dapat terpangkas karena akan lebih cepat daripada menggunakan kapal.
Inisiatif Rusia ini ternyata terinspirasi dari Tiongkok dan jalur Sutra barunya dengan layanan KA. Rusia pun sebenarnya juga ingin meningkatkan kapabilitas transport KA nya di jalur Trans-Siberian serta jalur utama Baikal-Amur (Baikal-Amur Mainline). Sayangnya, akibat krisis yang melanda Rusia, dana yang seharusya untuk peningkatan lintas tersebut berkurang. Oleh karena itu, Rusia menaruh harapan kepada Jepang untuk kerjasama investasi serta teknologi.
Mengenai hal ini, walaupun pemerintah pusat Jepang belum menanggapi wacana proyek tersebut, namun beberapa wilayah kotamadya di Hokkaido telah menyatakan tertarik dengan ide tersebut. Ini dikarenakan beberapa jalur di Hokkaido yang dikelola oleh Hokkaido Railway Company (JR Hokkaido) terancam ditutup akibat ketidakmampuan JR Hokkaido untuk menangani masalah finansial yang dihadapinya. Seperti Jalur Soya yang terbentang sepanjang 259 km dari Stasiun Wakkanai, stasiun paling utara di Hokkaido hingga Stasiun Asahikawa terancam ditutup. Pada November 2016, JR Hokkaido menyatakan bahwa bagian dari jalur ini antara Stasiun Wakkanai hingga Nayoro ditutup karena krisis finansial yang mereka hadapi. JR Hokkaido terpaksa harus mengadakan perbincangan khusus agar jalur ini dapat kembali dioperasikan.


Sejumlah pemerintah kota di area Hokkaido berharap jika proyek penghubungan Pulau Sakhalin dan Hokkaido telah disepakati, jalur yang akan ditutup tersebut dapat dipertahankan serta dikembangkan. Walikota Wakkanai, Hiroshi Kudo mengatakan bahwa proyek ini merupakan sebuah impian yang terwujud apabila kedua negara mencapai kesepakatan dan juga sebagai angin segar untuk jalur KA yang terancam ditutup oleh JR Hokkaido.
Bersambung ke Halaman berikutnya: Persentase Kemungkinan Keberhasilan Proyek Perpanjangan Trans-Siberian hingga Hokkaido.