Tidak terasa tahun 2019 akan segera berakhir. Melihat kembali ke belakang, dekade 2010 – 2019 merupakan sebuah dekade di mana dunia fandom Jejepangan telah berkembang dengan cepat. Semakin mudahnya akses internet, terbukanya industri anime pada pasar luar negeri, serta munculnya tren baru menjadi penggerak dinamisnya dunia Jejepangan satu dekade ke belakang. Semua itu memunculkan sudut pandang baru dalam melihat dunia pop culture Jepang secara keseluruhan dan masuknya generasi fans baru yang memiliki cara pandang yang dapat dikatakan berbeda dengan fans generasi sebelumnya.

Banyak momen-momen penting yang terjadi dalam satu dekade ke belakang. Untuk itu, tim Litbang KAORI Nusantara telah merangkum 15 kejadian-kejadian menarik yang terjadi di dunia Jejepangan selama 10 tahun ini dalam bentuk kilas balik sedekade. Banyak di antara tren-tren ini yang sebenarnya sudah terjadi sebelum tahun 2010, tapi mendapatkan perhatian lebih di dekade ini. Ada juga beberapa tren yang secara khusus memang terjadi selama dekade ini. Terakhir. Karena panjangnya artikel, kelimabelas kejadian tersebut akan terbagi menjadi dua artikel kilas balik sedekade yang berbeda.

Perlu digaris bawahi bahwa daftar kilas balik sedekade ini merupakan hasil kurasi internal tim Litbang KAORI Nusantara yang dilakukan selama 2 bulan terakhir. Hasil kurasi kilas balik sedekade ini tidak merepresentasikan pandangan KAORI Nusantara sebagai media secara keseluruhan dan sebaiknya tidak diperlakukan sebagai daftar yang saklek, melainkan sebagai sebuah pijakan untuk melakukan diskursus dunia Jejepangan secara keseluruhan. Meski begitu, daftar-daftar kilas balik sedekade yang ada di sini telah diambil melalui proses diskusi yang panjang dan mencakup berbagai pertimbangan. Apabila merasa ada hal yang terlewatkan dari kilas balik sedekade oleh tim Litbang KAORI Nusantara, jangan ragu untuk menyampaikannya di kolom komentar.

Bagian kedua artikel Kilas Balik Dunia Pop Culture Jepang Dekade 2010-an Bagian Kedua dapat dibaca di sini.

Berikut adalah daftar kilas balik sedekade atas kejadian-kejadian menarik yang terjadi di dekade ini:

Masuknya Makoto Shinkai sebagai Salah Satu Sutradara Kenamaan di Kalangan Penggemar Barat (oleh Dany Muhammad)

10 tahun dunia pop culture jepang
© CoMix Wave

Apabila tahun-tahun sebelumnya penggemar barat hanya mengenal nama Hayao Miyazaki, dekade ini dapat dikatakan sebagai tahun munculnya nama Makoto Shinkai di jajaran sutradara animasi Jepang kenamaan. Tentu saja Shinkai sudah membuat berbagai karya sejak tahun 2000-an, dengan judul-judul seperti 5cm per Seconds, The Voice of Distant Stars, hingga The Placed Promised in Our Early Days. Namun namanya benar-benar melejit ketika rilisnya Your name. Your name. Sendiri sukses mendapatkan pendapatan kotor mencapai 300 juta dollar Amerika di pasar global, membuatnya menjadi film animasi Jepang terlaris saat ini.

Angka tersebut cukup di luar dugaan, mengingat selama ini pasar global tidak banyak mengetahui tentang animasi Jepang di luar studio Ghibli dan judul populer seperti Pokemon atau Doraemon. Namun Your Name. sukses diterima tidak hanya oleh kalangan penggemar anime namun juga penggemar film umum. Kritikus film Brian Tallerico secara tepat menyebutkan keistimewaan film Shinkai dalam ulasannya di rogerebert.com.Your Name. adalah film animasi yang membuat orang akan tertarik mengambil salah satu still frame di dalamnya kemudian membingkainya di dinding”. Visualnya yang menawan agaknya mampu mengambil hati banyak orang.

Tentu saja tidak semua orang apresiatif terhadap karya yang dibuat oleh Shinkai. Kritik masih sering terdengar. Beberapa orang menganggap Shinkai saat ini terlalu mencoba mengambil hati penonton mainstream dan tidak lagi membuat cerita yang terasa personal seperti karya-karyanya sebelumnya. Namun dalam sebuah wawancara, Shinkai menyatakan bahwa Your Name. sejak awal memang dibuat untuk mereka yang belum pernah melihat karyanya. Agaknya nada sumbang itu mempengaruhi pendekatannya saat membuat film Weathering With You yang menyelipkan tema tentang pemberontakan remaja. Seperti Your Name., Weathering With You juga sukses merajai box office dan meraup hingga 190 juta dollar Amerika. Angka ini menjadikan Weathering With You sebagai film animasi Jepang terlaris keenam setidaknya hingga penghujung 2019.

Populernya Tren Cerita Isekai (oleh Dany Muhammad)

kilas balik sedekade
(© Patora Fuyuhara, HOBBY JAPAN/Principality of Buryunhild)

Tidak dapat dipungkiri bahwa dekade ini menjadi penanda populernya tren isekai di khasanah anime Global. Meski cerita isekai sendiri sudah hadir sejak lama, di antaranya dengan judul-judul seperti Shulato hingga Fushigi Yuugi, cerita isekai juga cukup populer di media anime pada medio 2010-an. Cerita-cerita seperti Konosuba, Outbreak Company, dan Re:Zero dengan rutin membanjiri daftar anime yang tayang tiap musimnya.

Populernya tren isekai tidak dapat dilepaskan dari berkembangnya website Shousetsuka ni Narou di Jepang. Shousetsuka ni Narou adalah platform penulis online yang populer di Jepang. Melalui website tersebut, para penulis amatir dapat mempublikasikan karya mereka secara luas dan ditanggapi langsung oleh para pembacanya. Melalui proses ini, terjadi sebuah proses diskusi antara penulis amatir dan audiens mereka, yang berpengaruh pada gaya penulisan novel-novel narou. Kepopuleran platform ini menyebabkan beberapa penerbit besar seperti Kadokawa membentuk sendiri platform penulis amatir mereka.

Karena itu, tren isekai sebaiknya tidak hanya dilihat sebagai sekedar cerita pemuas angan-angan pembaca. Melihat bagaimana tren isekai terbentuk justru dapat membuka wawasan mengapa isekai menjadi begitu populer. Terlihat pengaruh berbagai media populer lain seperti video game (seting fantasi, unsur RPG), novel ringan (sudut pandang orang pertama, struktur cerita), ataupun anime (pengkarakteran) yang diserap dan menjadi ciri khas dari cerita isekai. Cerita isekai menjadi lebih populer karena mampu menghasilkan sebuah tipe cerita yang justru terasa dekat dan familiar bagi mereka yang sudah terbiasa dengan budaya populer Jepang.

Meningkatnya Penggunaan 3DCG di Anime (oleh Dany Muhammad)

10 tahun dunia pop culture jepang
Bahkan studio sekelas Kyoani juga memiliki bagian 3DCG-nya sendiri (Sumber: Sakugabooru)

Dekade ini juga ditandai sebagai tahun-tahun di mana anime 3DCG populer di Jepang. Meski teknologi 3D di Jepang sebenarnya sudah dikembangkan sejak tahun 1980-an, penggunaannya menjadi lebih populer seiring dengan peningkatan produksi anime di Jepang. Penggunaannya sendiri memang banyak menimbulkan pro-kontra di kalangan penggemar anime. Banyak penggemar anime menganggap animasi 3D dalam sebuah anime terlihat mengganggu. Banyak pula yang menganggap animasi 3D digunakan karena studio anime kekurangan budget. Kenyataannya, menurut Takuya Minezawa (animator CG dari Toei), animasi 3D justru sebenarnya lebih mahal dibanding anime gambaran tangan. Animasi 3D tetap digunakan karena peningkatan produksi anime di dekade ini tidak sebanding dengan jumlah animator 2D yang ada. Tanpa adanya bantuan dari animator 3D, workload para animator 2D tersebut jelas akan semakin berat.

Para animator 3D tersebut bukannya alpa dengan kritikan yang kerap dilancarkan fans anime. Eiji Inomoto, animator sekaligus pimpinan studio Orange (Houseki no Kuni, Beastar) mengungkapkan bahwa dia ingin membuat animasi 3D mampu diterima oleh penggemar anime umum. Karena itulah berbagai eksperimentasi dilakukan oleh para animator 3D. Houseki no Kuni, contohnya, dianimasikan menggunakan animasi 3D namun tetap menggunakan gambaran tangan di beberapa adegan agar para karakternya terlihat lebih ekspresif. Studio Sanzigen dengan sengaja menganimasikan 3DCG mereka dengan frame rate lebih rendah seperti animasi gambaran tangan. Beberapa studio seperti Kyoto Animation dan P.A. Works juga sudah memiliki divisi 3D-nya sendiri untuk membantu proses produksi anime mereka. Memiliki tim animator 3D sendiri memudahkan mereka untuk menyesuaikan animasi 3D mereka agar tidak mengganggu animasi 2D mereka. Banyak adegan dalam film A Silent Voice yang sebenarnya menggunakan 3DCG, namun para penontonnya banyak yang tidak menyadarinya karena 3DCG tersebut sudah dengan rapi terintegrasikan animasi 2Dnya

Dengan semakin padatnya jadwal produksi dari sebuah anime, animasi 3D sepertinya akan tetap menjadi alternatif. Namun dengan berbagai eksperimentasi para animator, animasi 3D ke depannya seharusnya akan mampu diterima oleh para penggemar anime. Yang jelas, animasi 3D sendiri bukanlah sesuatu yang merusak dan harus dihindari, melainkan sebuah alat untuk mempermudah proses produksi dari anime tersebut.

Artikel kilas balik sedekade KAORI Nusantara bagian pertama berlanjut di halaman kedua.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses